Oleh: Inlander
Ketika bumi digoncangkan,
Patahlah semua harapan.
Ketika gelombang itu datang dengan garang,
Musnahlah kehidupan yang diiming-imingkan.
Kulihat raut wajah ketakutan, wajah duka, air mata kepedihan, dan isak tangis bertaburan di seantero kegelapan.
Jiwaku jatuh dalam kepedihan, memandang ribuan manusia yang tergeletakkan,
Jiwaku remuk dalam ketakutan, menyaksikan gubuk yang terhanyutkan,
Jiwaku hancur berkeping, melihat bumi Aceh menangis dalam pedihnya cobaan.
Hati bak disayat bedama melihat manusia pucat pasi dalam kenangan.
Tetapi, kulihat senyum yang dulunya pudar kini mulai berseri,
Yang dulunya duka kini tergantikan dengan gembira,
Yang dulunya murung kini tak lagi bingung,
Yang dulunya lesu kini tak lagi membisu.
Aku merenung dalam bingung.
Ternyata sekarang kepedihan itu, telah terombang-ambing oleh pengharapan padaMu, Tuhan.
Surabaya, 2017.
Comments