Oleh : Ibnu Lutvi
"Hey, kalian harus belajar cara beribadah kepadaku agar bisa istiqomah" Pak Kaji menyapa.
Abdul dan Ahmad yang kaget dengan sapaan khas pak Kaji langsung mengangguk.
Pak Kaji berlalu dengan senyum bangga dan percaya diri.
"Pak Kaji itu memang seorang tokoh masyarakat yang wajib kita tiru dul"
"Tapi jangan tiru satu hal darinya mat"
"Apa itu dul?"
"Kesombongannya"
Percakapan kedua pemuda itu terus berlanjut di jalan setapak menuju lapangan
"Eh.. Ahmad dan Abdul, sini mampir ke rumah" Pak Rt menawarkan
Abdul dan Ahmad menoleh dan menerima tawaran tersebut.
"Kalian berdua mau olahraga ya?"
"Iya Pak" Jawab mereka serentak.
"Ini ada sedikit rezeki untuk tambah uang rokok dan kopi."
"Tidak usah pak, kami diterima menjadi marbot di masjid sudah alhamdulillah." Abdul menolak halus.
"Sudah tidak apa-apa, terima saja."
"Terima kasih pak" Ahmad menerima tanpa babibu dengan Abdul.
Setelah dari rumah pak RT, Abdul dan Ahmad mengurungkan niatnya untuk berolahraga. Mereka berdebat mengenai kedua sosok yang ditemui dalam perjalanan ke lapangan yaitu pak Kaji yang rajin ibadah namun sombong dengan pak Rt yang baik tapi jarang ibadah.
Abdul dan Ahmad teringat dengan Ustadz Adi, mereka pun bergegas ke rumah sang ustadz.
"Assalamu'alaikum Ustadz..." Sahut mereka di teras rumah ustadz.
"Wa'alaikumussalam Ahmad Abdul, ada angin apa ini sore-sore begini mampir ke rumah?" Tanya ustadz.
"Begini ustadz, bagaimana menurut Ustadz mengenai manusia yang rajin ibadah tapi sombong dengan manusia baik hati namun jarang ibadah?" Tanya Ahmad.
"Keduanya baik, boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong sadar dengan akhlaknya yang buruk lalu bertaubat dan menjadi muslim yang baik lahir batinnya dan yang kedua, bisa jadi sebab kebaikan hatinya, Allah menurunkan hidayah yang dapat menjadikannya ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin" Jelas ustadz Adi.
"Lalu yang tidak baik siapa ustadz?" Timpal Abdul.
"Yang tidak baik adalah kita, orang ketiga yang mampu menilai orang lain namun lalai menilai diri sendiri" Jawab ustadz dengan tersenyum.
Abdul dan Ahmad balas dengan senyum cengigisan.
Comments