Oleh: Inlander
Sekarang zaman telah memasuki zaman modern dan orang-orang menyebutnya zaman milenial. Dimana manusianya bersifat individualistik, menciptakan percikan api amarah yang kemudian membesar menjadi api keberingasan, sehingga nantinya akan menjadi bara api dendam yang tidak akan pernah padam. Begitulah perwujudan zaman modern yang diagung-agungkan para cendikiawan modern.
Zaman modern kini telah diistilahkan dengan zaman milenial yang mana anak-anaknya disebut dengan (anak-anak milenial). Seberapa majunya zaman modern ini? Zaman yang memberikan harapan kepada masyarakat akan kemudahan dari segala urusan, zaman yang menjanjikan kesejahteraan hidup. Selain itu, zaman modern adalah zaman yang manusianya akan berebut kedudukan paling tinggi di kalangannya, zaman dimana intelektual kalah dengan kenyataan, zaman dimana kebesaran hati kalah dengan buruk sangka dan dengki. Begitulah perawakan zaman milenial.
Apakah zaman modern ini lebih baik daripada zaman sebelumnya? Zaman dimana negera Indonesia dianggap negara paling kolot di atas bumi oleh orang-orang Eropa, tidak berperadaban, tidak bermoral, dan tidak berpendidikan. Orang-orang Eropa dan kaum cendikiawan awal Indonesia selalu saja mengatakan bahwa ‘Bumi Pertiwi’ ini tertinggal puluhan langkah oleh orang Eropa, empat langkah dari orang Tionghoa, dan dua langkah dari orang Arab. Dimana Indonesia masih saja diperbudak dengan sistem feodalisnya, dimana para raja dianggap sebagai titisan Dewa yang selalu diguguh dan dipatuhi setiap tindakan dan ucapannya. Rakyat-rakyatnya jika hendak berjumpa seyogianya pula menyamakan beberapa bagian tubuh dengan tanah dan membungkuk menghampiri para raja-raja dan juga keluarganya. Dimana letak kesamaan sebagai manusia?
Akan tetapi zaman itu telah beralu dan sekarang memasuki zaman modern. Zaman yang dikatakan oleh para cendikiawan paling maju. Apakah itu benar? Maju dalam bidang teknologi iya, akan tetapi dalam moral dan tata krama tidak bisa dikatakan maju. Banyak manusia yang menyatakan dirinya manusia modern yang katanya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan malah ikut membantai manusia, yang menyatakan bahwa dirinya manusia paling beretika malah paling rendah etikanya. Itukah janji-janji kemajuan zaman modern?
Yang mirisnya lagi, ketika adanya suatu permasalahan yang menimbulkan percikan api kemarahan yang berujung pada bara api dendam yang tak akan pernah padam. Begitulah manusia zaman modern, setiap permasalahan yang dikedepankan adalah amarah dan kebengisan, sedikit sekali yang mengedepankan hati dan nurani. Semuanya memaparkan kesombongan dan keegoisan, sedikit sekali yang memperlihatkan kasih sayang dan cinta. Kita hidup dimana kekerasa dipertontonkan dimana-mana, sedangkan cinta dihilangkan dari permukaan. Seharusnya memikat burung haruslah dengan burung dan berunding haruslah dari hati ke hati.
Padahal, pendapat boleh saja berbeda, akan tetapi hati haruslah saling mencinta. Ada yang lebih hebat dari panasnya permusuhan, yaitu indahnya persahabatan. Dan ada yang lebih hebat dari membaranya api dendam, yaitu besarnya pengampunan dan sejuknya perdamaian.
Surabaya, 2018
Comments