top of page
mediarasa

Pertanyaan Sederhana Untuk Kita


Oleh : Petani Endonesah


Akhir-akhir ini ada beberapa hal yang amat menganggu pikiran saya, salah satunya ketika melihat sosok pengemis tua renta yang duduk tak berdaya sambil meminta belas kasihan dari orang-orang yang melewati tempat itu. Lantas hal itu menimbulkan pertanyaan besar dalam pikiran saya, salah satunya “Dimana keluarganya?” sebab saya kira di usia yang tak seharusnya lagi ia bekerja apalagi harus menjadi pengemis itu merupakan hal yang amat di sayangkan.


Ketika saya ingat-ingat akan hal itu, dimana orangtua yang dulunya merawat kita tanpa ada rasa ragu di hatinya bahkan ketika mata kita hampir meneteskan air mata orangtua pun tak sanggup melihat hal itu. Sedangkan sekarang yang saya lihat justru hal yang teramat miris dimana bukan sekedar membantah atau membangkang perintah orangtua, melainkan hal yang lebih parah lagi dengan menelantarkan mereka, membuang mereka, atau menitipkan mereka di panti jompo. Coba kita renungkan lagi, pantaskah hal itu kita lakukan sebagai anak? Bukankah mereka yang paling menyayangi kita? Bukankah mereka yang paling mengerti kita? Bukankah mereka yang paling bersedih ketika melihat kita sedih? Lantas mereka setelah kau besar dan sukses atau berkecukupan, kau telantarkan kau taruh di panti jompo bahkan dijadikan pengemis.


Sering saya ketika berada di tempat-tempat tertentu melihat pengemis tua renta ada yang cacat, ada yang gangguan mental, bahkan ada yang dalam kondisi sakit parah. Setelah melihat pengemis tersebut sepulang saya di rumah, saya tanpa sadar meneteskan air mata bukan karena saya cengeng atau saya amat mellow tapi yang saya bayangkan ketika orangtua yang merawat kita dari kecil hingga besar tiba-tiba terpampang di depan mata menjadi sosok pengemis dengan tubuh yang tak lagi tegap dengan pakaian yang kumal, kusut bahkan ada yang tak menggunakan baju.


Bukankah tugas kita sebagai anak yang berbakti pada orangtua adalah untuk membahagiakan mereka? Sebab tujuan mereka membesarkan kita adalah ingin melihat kita sukses nantinya, ingin melihat kita Berjaya saat dewasa, mereka tak mengharap imbalan lantas kau tega menelantarkan mereka. Sebab bukan sesekali atau dua kali saya melihat pengemis dengan usia tua seperti itu, di dekat sekolah saya waktu SMA ada nenek-nenek yang cacat tanpa kaki dimana kesehariannya dia mengemis menggunakan papan yang diberi roda, setiap hari saya amati bahkan setiap pagi saya cari dimana ia tinggal, ternyata di suatu pagi saya melihat pengemis tua itu diturunkan dari mobil lalu di biarkan ia berkeliling mengemis. Tertegun saya melihat hal tersebut, lantas timbul pertanyaan “itu anaknya atau bosnya ?” sebab banyak pengemis yang dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu sebagai sumber pemasukan mereka.


Semenjak saat itu ketika saya bertemu pengemis tua itu saya memberinya makanan bukan lagi uang, sebab saya tau kemana uang yang diterimanya mengarah. Sempat terlintas dalam benak saya untuk melaporkan kepada aparat tentang hal tersebut, akan tetapi saya tidak punya bukti yang akurat, cuma berbekal mata saya yang melihat kejadian itu secara langsung. Di situ saya seperti manusia yang gak guna melihat hal sedemikian rupa dan tak bisa berbuat apa-apa, bukan hanya pengemis itu masih banyak orangtua lain yang terlantar. Tak hanya jadi pengemis ada yang jadi gelandangan bahkan yang paling parah saya lihat dua orang suami sitri yang mengalami gangguan jiwa yang mengendarai becak sambil keliling.


Dari situ timbul lagi pertanyaan dari diri saya “kenapa enggan merawat orangtua kita?” apa karena mereka terlihat memalukan, apa karena mereka terlihat udik, bukankah sebelum itu mereka sering mendahulukuan kebutuhan kita dibanding kebutuhan mereka? Mereka rela menahan lapar sebelum kita makan terlebih dahulu. Kini setelah dewasa mereka kita abaikan, bahkan ketika mereka sakit kita enggan untuk mengantarkan berobat.


Mungkin saya yang menulis cerita ini pun masih belum memberikan apapun kepada orangtua saya, bahkan saya pun sering membantah dan menolak apa yang diperintahkan orangtua saya namun sebisa mungkin akan saya perbaiki secara bertahap sikap saya ini dan kedepannya tidak ingin ada keluh kesah dari orangtua saya terhadap anaknya ini. Dan tidak hanya saya, teruntuk kawan-kawan yang membaca tulisan saya ini. Kita tanamkan dalam diri bahwasannya KELAK KETIKA AKU SUKSES, TIDAK KUBIARKAN ORANGTUAKU MENGELUH SEDIKITPUN. Sebab orangtua lah yang menjadikan kita sukses nantinya, orangtua lah yang berperan dalam keseharian kita baik apa yang kita butuhkan dana pa yang kita inginkan.


Ingat orangtua lah yang membuat kita ada, tanpa mereka mungkin kita bukan apa-apa. Sayangilah orangtua kalian, cukup pengemis-pengemis tua itu yang terakhir jangan ada lagi orangtua yang menderita “sebab tugas anak adalah membuat orangtua mereka merasa bangga hingga yang terlukis adalah senyuman kebahagiaan bukan tangis kesedihan”. Kiranya itu dari cerita kali ini, mungkin bila sertakan kritik dan saran dari kalian. Sekian dari saya, salam Petani Endonesah.

48 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page