top of page
mediarasa

Pesan Rindu-Nya di Pamungkas 2018

Oleh: Ibnu Lutvi


Suatu pagi, setelah rentetan acara keluarga besar rampung. Roby melanjutkan destinasi agenda liburannya untuk bertemu seorang kawan yang berada di salah satu kampus ternama di negeri ini, Ahmad namanya juga dengan Syahri, salah satu perintis pondok pesantren bagi penghafal ayat-ayat suci yang keduanya merupakan teman seperjuangan di dalam pondok pesantren di pulau garam sana. Mereka berjanji bertemu di kampus tersebut, Roby bertemu Ahmad di Stasiun yang sangat dekat dengan kampus tempat Ahmad menuntut ilmu. Selang beberapa menit Syahri datang dengan topi lucu menutupi kepalanya.


“hei... lama ga ketemu. Gimana kabar ente-ente?” Syahri menyapa.


“baik syah, gimana kamu sama Ardan di Pondok?” Balasku.


“Alhamdulillah baik Rob, Ahmad gimana, sehatkan?” timpalnya.


“sehat syah, biasa sibuk sama tugas negara.” Ahmad balas dengan tertawa yang diikuti kedua kawannya.


Mereka mengitari kampus karena permintaan Roby, yang disanggupi oleh Ahmad dengan senang hati, Ahmad seketika berubah menjadi seorang guide handal dalam menjelaskan seluk-beluk yang ada di kawasan ini. Karena dirasa cukup, mereka pergi warung makan terdekat untuk mengisi tenaga dan melanjutkan perjalanan ke pondok yang dirintis oleh Syahri dan Ardan yang berada di kota hujan.


Tepat sebelum adzan maghrib berkumandang, mereka bertiga sudah sampai di pondok tersebut yang disambut dengan pelukan dan sapaan hangat khas cowok dayak, Ardan. Mereka berempat berkumpul sambil bernostalgia dengan kenangan lalu di bumi Djauhari. Namun waktu memang memaksa untuk mentudahi, karena maghrib tinggal hitungan menit. Disaat yang lain keluar, kuberanikan membuka percakapan dengan Syahri.


“Syah, aku akhir-akhir ini teramat jauh dari-Nya” curhatku.


“ingat Rob, dunia ini fana. Kembalilah pada-Nya yang maha.” Jawabnya sederhana namun terasa sangat bermakna.


Selepas jamaah, Ahmad tanpa diduga mengajak ke salah satu wisata yang berada di kota hujan ini, Ardan dan Syahri juga menyanggupi untuk mengantarkannya. Roby yang memang tidak tahu apapun hanya mengiyakan kemana kawannya mengajak. Perjalanan yang memang harus memakan waktu dan juga penghujung tahun sudah diprediksi akan mengalami macet. Namun itu semua bukan menjadi alasan untuk menghentikan perjalanan ini.


Setelah 3 jam dilalui, mereka berempat tiba dengan 3 motor. Namun disana sudah berdiri ribuan orang untuk menghadiri acara salah satu organisasi masyarakat yang mendukung pihak oposisi dari pemerintahan ini.


“disini memang markas terbesar dari FBI, Rob” jelas Ardan.


“oalah, makanya ramai banget sekarang.” Timpalku.


“ayo isya dulu, Rob” ajak Syahri saat tiba salah satu musholla.


“aku nanti aja” tolakku halus.


Usai menikmati kopi di tempat tertinggi kota hujan, kami memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, Roby mendapatkan oleh-oleh khas yang banyak orang akan menolaknya jika bisa untuk menolak. Roby mengalami kecelakaan yang terbilang ringan, karena luka pada tubuh dan luka pada motor masih dapat ditolerir.

“ini pesan rindu” jawabku dengan senyum.


“maksudnya?” Ahmad dan Ardan bertanya.


“pesan rindu dari-Nya di Akhir 2018” balas Syahri tersenyum.


Bogor, 31 Desember 2018

37 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page